Rabu, 27 Mei 2009

SEPEDA LIPAT, FOLDING BIKE 2








Sudah satu setengah bulan (sejak 01/04/2009) aku membeli sepeda lipat (seli). Dan ternyata mulai toko di resmikan (Toko Sepeda United di Bojonegoro), sampai sekarang belum berhasil menjual lagi (waktu aku ke toko tersebut bulan Mei, lihat-lihat pingin sepeda MTB). Ini berarti aku belum punya teman untuk membentuk komunitas Sepeda Lipat di Bojonegoro.

Sebelum jatuh ke pilihan seli United aku sudah ke toko distributor sepeda Polygon, yang ternyata kalau ingin membeli seli Polygon harus indent dulu. Wachhh terlalulu lama, sudah terlanjur pingin. Makanya aku ambil seli United yang harganya lebih murah tapi fasilitasnya lebih lengkap (pengatur kecepatan, peredam kejut dan fork zoom suspensi).

Asyik punya seli

Selama aku ngontel seli pagi hari (setiap ada waktu) keliling kota, aku belum pernah ketemu sesama seli.

Karena masih langka atau mungkin belum ada yang punya, setiap di jalan banyak yang memperhatikan seliku (memang aku senengnya tampil beda).

Kok aneh, sepedanya kecil (20”), seat post dan handel post (sadel dan setir) tinggi, tapi yang naik kok orang dewasa !!!! Apa tidak keliru, pantasnya yang naik anak-anak. Pikirnya…………… Kadang ada yang langsung tanya saya : Ini sepeda lipat pak ? Harganya berapa ? Belinya dimana ? Pertanyaan bertubi-tubi menyerangku.

Kalau teman yang sudah akrab komentarnya : Ali kok iso ae. Ali kok oleh ae sing aneh.

Dengan seli aku mulai giat bersepeda, aku orang yang pemalas dalam olah raga. Tapi menurut artikel-artikel yang saya baca, kalau sudah berumur (40 keatas) diharuskan sering berolah raga ringan. Utamanya bersepeda, sebab dengan olah raga sepeda, lutut / kaki tidak terbebani berat badan. Aliran darah menjadi lancar.

Makanya aku sekarang ngontel terus, kadang juga pulang ke Balen-Bojonegoron yang berjarak 10 km dengan waktu tempuh 40 menit menggunakan seli. Asyik …………….. teringat waktu sekolah (SMEA PGRI 1981-1984) ngontel siang malam Bojonegoro-Balen kepanasan dan kehujanan, menggunakan sepeda sepeda mini yang sadelnya panjang itu lho. Yang sekarang nama kerennya Lowrider.

Kenapa sudah SMEA kok masih pakai sepeda mini ? Aku dijanji sama bapak / ibu akan dibelikan sepeda baru (Jengki, Phoenix) kalau lulus tes Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Tapi aku tidak lulus tes, terpaksa mulai SD sampai SMEA pakai sepeda mini.

Tapi aku tetep seneng, dengan sepeda mini aku bisa kesana kemari menuruti hobiku mengikuti lomba balapan, MINICROSS (istilah waktu itu).

1 komentar:

Tjah Patjoel mengatakan...

bang, kalo pengen sepeda MTB, aq punya sepeda Polygon MTB edisi Bike To Work (B2W) didealer Bojonegoro Belum Ada, Pembelian Nopember 2008. mo aq Jual karena ukurannya 16". Lokasi Sepeda Bojonegoro....
Matur Suwun