Kamis, 24 Desember 2009

PELAKSANAAN BOJONEGORO CYCLING TOUR (BCT) 2009

Setelah dua puluh hari berlalu pelaksanaan BCT 2009, aku baru sempat menulis. Semoga ada manfaatnya.

MASA KECIL

Pelaksanaan BCT 2009 bagi saya sendiri sangat memuaskan. Mengingatkan pada masa kecil (1974-1984) yang hobi naik sepeda mini menyusuri jalan-jalan setapak dan rumpun bambu, mencari lokasi yang menantang untuk aku gunakan sepeda cross, mini cross atau tril-trilan waktu itu yang sekarang nama kerennya “sepeda low rider”. Klik ceritaku.

Tapi aku kali ini sudah tidak berani lagi mengangkat roda depan sepeda MTBku ketika menemui track gundukan tanah yang aku lewati (karena umurku sekarang sudah 45 th). Sebenarnya masih pingin meloncat-loncat tapi khawatir kalau sepedaku rusak. Meskipun aku telah membawa kunci pas, tang, obeng, obat merah, minyak tawon dll.

BCT 2009 JARAK TEMPUH 50 KM UNTUK PESERTA OFFROAD

Kurang lebih lima jam (06.30 – 11.30) aku diatas sadel sepeda (untung sadelku sudah aku ganti yang ada pirnya) untuk menempuh jarak 50 km keluar masuk hutan dengan track mendaki dan menurun pada track offroad sepanjang 14 km. Segar rasanya menikmati jalan setapak berbatu dengan pemandangan ladang dan hutan yang mulai hijau kembali karena sudah diguyur air hujan pada hari-hari sebelumnya. Puaaassssssssss. Untuk aku sendiri puas lahir bathin.

Tapi sebagian peserta mengeluh dengan jarak tempuh 50 km tersebut dan beratnya medan. Apalagi sebagian peserta juga belum tau cara bersepeda yang benar, kapan harus pindah gigi (besar/kecil) depan dan gigi belakang ketika jalan menanjak / mendaki. Sehingga mereka merasa berat dan ngos-ngosan ketika mendaki.

SEPEDA RUSAK DAN KEKURANGAN AIR MINUM

Banyak sepeda yang rusak dalam menempuh track offroad karena mereka tidak memakai sepeda MTB yang standar / layak untuk offroad. Yang aku amati sepeda yang rusak itu rata-rata memakai ban kecil sehingga tidak kuat bila kena benturan batu, akibatnya ban bocor, ban pecah, pelek rusak dll. Dan peserta mau tidak mau terpaksa harus berjuang sendiri memperbaiki dan ganti ban. Karena tidak ada mobil penyapu untuk mengangkut sepeda-sepeda yang rusak.

Dan selama di track offroad para peserta merasa UANG YANG DIBAWA TIDAK LAKU, duwik gak payu (keluhnya). Karena tidak ada warung nasi dan tidak ada yang jual air minum. Padahal air minum sangat dibutuhkan, sedangkan penyelenggara menyediakan air minum terbatas pada titik-titik tertentu. Banyak yang menggerutu pada panitia, karena kekurangan air. Aku sendiri menghabiskan dua botol air (botol standar MTB)

Memang penyelenggara sebenarnya sudah pesan melalui www.bcc-bojonegoro.cc , tentang apa yang harus dipersiapkan peserta offroad. Tapi dari lima belas ribu peserta mungkin yang baca bct 2009 melalui internet tidak lebih seribu orang, sehingga ini tidak tepat sasaran.

KOMPAS DAN SPEDO METER

Perjalanan di hutan kompas sangat diperlukan, untuk mengetahui kearah mana kita berjalan. Juga spedo meter , untuk mengetahui kecepatan, jarak tempuh dari start sampai finish, dan berapa km track offroad yang kita lalui. Termasuk mengukur tenaga kita ketika mendaki, mampu berjalan dengan kecepatan berapa.

BELAJAR PEDULI

Memasuki track offroad di barat pemandian Wana Tirta Dander, kita mulai disuguhi pemandangan rumah-rumah khas sekitar hutan yaitu rumah yang dindingnya terbuat dari gelam (kulit kayu jati). Padahal rumah-rumah di luar lingkungan hutan, minimal kusen dan pintunya terbuat dari kayu jati. Sedangkan di hutan dindingnya masih dari gelam, rumahnya tanpa listrik dan ada juga yang tanpa sumber air.

Bayangkan bagaimana anak-anak belajar pada malam hari, di dunia modern ini. Bagaimana masa depannya, apa mampu bersaing ? Juga terlihat talang rumah yang dihubungkan dengan corong botol yang disambung selang menuju jambangan, untung menampung air hujan.

Semoga ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak terkait (DPRD dan PEMDA), yang tentunya akan lebih manjur bila ada perintah langsung dari Kang Yoto (Bupati Bojonegoro). Dan semoga ada lanjutan bedah rumah yang seperti dilaksanakan oleh KODIM Bojonegoro (yang sumber dananya aku tak tau) bisa berlanjut ke kampung tengah hutan.

TIKETKU HILANG

Setelah lima jam menempuh jarak lima puluh kilo meter, ticketku yang aku titipkan teman ternyata dimaksukan secara utuh (tanpa di sobek) ke kotak undian . Praktis aku tidak bisa berharap dapat hadiah, karena tidak punya bukti. Langsung aku balik pulang…………………………………………………………………. Tapi tidak apa-apa aku sudah puas dengan perjalanku. Terima kasih untuk penyelenggara.

PERMINTAAN MAAF

Aku salut dengan penyelenggara yang mengakui kekurangannya dan telah minta maaf secara terbuka melalui www.bcc-bojonegoro.cc

SARAN UNTUK PENYELENGGARA

Untuk penyelenggaraan kegiatan sepedahan berikutnya sediakan / siapkan :

- air minum yang cukup

- bengkel sepeda di beberapa titik

- mobil pengakut sepeda rusak dan ambulan diperbanyak, bila jalan tidak memungkinkan, tempatkan di titik-titik yang bisa di lalui mobil

- lakukan bhakti sosial di sekitar hutan (menyantuni masyarakat hutan dan menanam penghijauan).

FOTO-FOTO SELENGKAPNYA PADA BCT 2009 klik di www.facebook.com/pelesir

Key word Fun Bike Bojonegoro 2009

Tidak ada komentar: