Kamis, 13 Juni 2013

MENATA ULANG RUANG SERVER DAN SUPERVISOR KPPN BOJONEGORO

Tim DSP

Melanjutkan tulisan saya tentang Bimbingan Teknis Pemeliharaan Jaringan dan Komputer (BTPJK)  di Makassar tanggal 8 s.d. 12 April 2013. Kali ini saya (sebagai supervisor KPPN Bojonegoro) akan cerita tentang hasil dari BTPJK tersebut yang menjadi angan-angan saya agar ruang server sesuai surat Direktur Sistem  Perbendaharaan Nomor S-9339/PB.7/2011 tentang Petunjuk Teknis Penegelolaan Server. Dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-37/PB/2009 tentang Pelaksaanaan Pengamanan Aplikasi dan Database pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Ruangan Server harus : Bersih dan rapi, Suhu antara 18-24°C, Server diletakkan dalam satu ruangan, Terdapat peralatan pemadam kebakaran, Memiliki kunci pengaman, Yang tidak berkepentingan dilarang masuk, Ruang server tidak untuk bekerja setiap hari. Keamanan server : Memiliki password yang unik dan miniman 8 karakter, supervisor dan Cadangannya memiliki user dan password yang berbeda, Passward harus dijaga kerahasiaannya. 

Seperti biasa setelah mengikuti Bimbingan Teknis dan lain-lain yang menggunakan dana APBN, oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur, peserta harus melakukan Gugus Kendali Mutu (GKM). Dengan tujuan untuk menyebarluaskan ilmu yang didapat kepada semua pegawai pada kantor tempat bekerja. Maka ini kesempatan saya untuk menyampaikan hal-hal penting  tentang pengelolaan server seperti tersebut di atas. Juga menurut tim BTPJK, komputer server bisa dikendalikan dari ruang lain (di remote).” Ini informasi menarik”, pikirku. Karena memang ruang server di tempat saya belum sesuai yang saya harapkan (sejak di mutasi sebagai Supervisor bulan Februari 2013) apalagi setelah mengikuti BTPJK ruang server bisa dikatakan tidak memenuhi syarat. Dengan demikian saya punya bahan dan landasan untuk  menata ruang server, yang saya sampaikan / usulkan ke Kepala Kantor melalui GKM. 

Ternyata setelah GKM,  presentasi saya ditanggapi serius oleh Kepala Kantor dan Kasubbag Umum dengan mengirim surat dan menghubungi langsung ke Direktorat Sistem Perbendaharaan (DSP), untuk menata ulang ruang server dan jaringan serta ke PT Limawira Wisesa untuk memindahkan UPS / AVR.

Dan tanggal 25 – 26 Mei 2013 tiga pegawai PT Limawira Wisesa (Andy, dkk) telah memindahkan UPS dari ruang Supervisor ke ruang server dan memindahkan AVR dari ruang Seksi PDMS ke ruang Generator. Kemudian tanggal 30 Mei 2013 s.d. 1 Juni 2013 Tim dari DSP (Dony, Rifai, Santo, Heru) telah menata ulang jaringan komputer dan memindahkan komputer server dan peralatan jaringan ke ruang khusus server yang menyatu dengan UPS.  

Dengan datangnya tim dari DSP, kesempatan saya untuk mengimplementasikan hasil BTPJK yaitu belajar mengganti password komputer server yang selama ini belum diganti dan mengendalikan (remote) komputer server dari ruang Supervisor. Yach……………puas, sekarang ilmu yang saya dapat dari hasil BTPJK sudah saya laksanakan dan keinginan untuk mempunyai ruang Supervisor yang bersih dan rapi sudah jadi kenyataan. Dan Tabung Pemadam Kebakaran di ruang server juga sudah terpasang (tapi maaf pak bos Kasub Bagian Umum, waktunya isi ulang).

Tentunya ini semua atas dukungan dan prakarsa dari Kepala KPPN Bojonegoro, Kasub Bagian Umum, Kasi PDMS, PT Limawira Wisesa, dan DSP serta Supervisor II. Hanya ucapan terima kasih yang bisa saya sampaikan.

Kuliner dan Wisata
Untuk menghilangkan kepenatan Tim DSP yang sehari penuh bergulat dengan kabel jaringan, maka pak Pur (Kasub Bagian Umum) berinisiatif mengajak makan malam sambil kuliner di Waroeng Ireng Bojonegoro (30/05), yang menyediakan Wedang Tape Ketan Hitam, Rujak Cingur dan Nasi / Lontong Campur. Semua menu tersebut adalah andalan Waroeng Ireng yang pelanggannya dari pengendara sepeda onthel sampai mobil mewah (maaf sekedar gambaran saja). 

Kenapa kok disebut Waroeng Ireng padahal warnanya putih ? Konon ceritanya, dulu warung tersebut dindingnya hitam karena kena jelaga dari lampu minyak tanah (ublik) dan bukanya mulai pukul 10 malam. Tapi sekarang buka mulai pukul 18.00 s.d. 23.00 WIB setelah ditinggal seniornya.

Setelah kuliner, malam berikutnya (31/05) menyempatkan wisata di Kayangan Api yang berjarak sekitar 25 km dari kota Bojonegoro. Kayangan Api adalah api abadi dengan bau belerang yang tidak penah padam meskipun diguyur air hujan terus menerus. Ditempat ini juga pada bulan Suro (Jawa) digunakan untuk lomba tayuban, sindir (semacam saweran) sekaligus untuk wisuda pemenang lomba. Juga pernah digunakan sebagai tempat pengambilan “Api PON”.

Sebenarnya hari ketiga (01/06) akan wisata alam ke Perataan (tempat pemandian air hangat)  Kabupaten Tuban, yang berjarak sekitar 30 km dari kota Bojonegoro. Tapi karena pekerjaan selesai pada pukul 18.00 WIB, maka rencana tersebut batal dan harus naik kereta pada pukul 20.00 WIB. Wach……. sayang sekali.
Foto selengkapnya di ww.facebook.com/pelesir

Senin, 20 Mei 2013

PELESIR KE MAROS, MAKASSAR DAN PAREPARE



Ini lanjutan tulisan saya sebelumnya, yaitu ketika mengikuti  Bimbingan Teknis Pemeliharaan Jaringan dan Komputer (BTPJK) di Makassar

Tiba di Bandara Hasanuddin Makassar tanggal 8  April 2013 pukul 08.00 WIT, setelah istirahat satu jam saya menyempatkan dulu pelesir ke AirTerjun Bantimurung Maros (sekitar 25 km dari Bandara) yang terkenal itu dengan kondisi hujan. Naik taxi borongan Rp 240.000,- dengan kesepakatan tujuan dari Bandara-Bantimurung-Panakukang Makassar. Sampai di lokasipun masih hujan, sehingga saya tidak berani menjelajah lebih jauh di lokasi air terjun yang suara airnya bergemuruh (khawatir terjadi air bah). Sebenarnya di sana ada gua, istana kupu-kupu dan lain-lain yang patut kita kagumi untuk merenungkan betapa tidak terbatasnya kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

Hari berikutnya (malam hari) makan di warung makan ikan segar “LAE-LAE”, bersama Supri KPPN Sidoarjo dan pak Sugeng yang bertugas di Kejari Makassar. Saya pilih ikan bakar baronang, tapi cara membakarnya tidak seperti di Jawa yang diberi rempah-rempah dan kecap (di Makassar sekedar dibakar saja). Setelah makan malam dilanjutkan ke Pantai Losari dan makam Pangeran Diponegoro serta keliling kota Makassar.

Kesempatan berikutnya saya shalat Magrib di Masjid Raya Makassar dan shalat Isya’ di Masjid Al-Markaz Al-Islami  yang keduanya diresmikan oleh H.M. Jusuf Kalla. Ini kebiasaan kalau lagi pelesir, saya usahakan bisa shalat di masjid besar/raya kota yang saya singgahi. Ada kepuasan tersendiri.

Pagi hari habis shalat subuh dari hotel jalan kaki menyusuri jalan Boulevard sampai di jalan Andi Pangeran Pettarani, naik becak kemudian naik pete-pete (angkot) menuju terminal Daya (sekedar survey karena tanggal 12-04-2013 saya akan ke Pare-pare). Ternyata mobil angkutan plat kuning di Makassar Sulawesi Selatan adalah mobil yang di Pulau Jawa sebagai mobil pribadi (plat hitam) yang dirawat dengan baik. Misalnya Isuzu Panther, Kijang Innova, Toyota Avanza dll. Karena sudah pukul 06.30 WIT, saya harus bergegas kembali ke hotel naik ojek Rp 30.000,- dengan jarak tempuh sekitar 18 km.

Sore hari saya lanjutkan menuju KPPN Makassar I untuk menemui pak Amran Razak yang pernah bertugas di KPPN Bojonegoro. Ini sebagi kunjungan balasan karena beberapa hari sebelumnya pak Amran beserta ibu dan putrinya menemui saya di hotel sambil membawa oleh-oleh ….. untuk teman-teman KPPN Bojonegoro. Kami lanjutkan menuju benteng Fort Rotterdam, benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna.
Kamis malam (11-04-2013) BTPJK ditutup oleh Kepala Bagian Umum Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan, Usdek Rahyono dan dilanjutkan dengan hiburan.

Paginya Jumat (12-04-2013) pukul 06.00 WIT saya menuju terminal untuk melanjutkan pelesir ke Parepare (sudah janjian sama mas Kasman KPPN Parepare) yang jaraknya sekitar 150 km dari terminal Daya Makassar. Makassar – Parepare perjalanannya sangat menyenangkan banyak pemandangan alam yang tidak saya temui di Pulau Jawa, mulai dari rumah panggung sampai pegunungan yang nampak menghadang jalan dan disamping kami. Jalannya seperti jalan tol sehingga mobil bisa jalan 120km/jam, kalau di Jawa, Bojonegoro-Surabaya rata-rata kecepatan 80km/jam (karena harus berjuang untuk mendahului truk gandeng dan kontainer).

Tiba di Parepare pukul 10.00 WIT (Alhamdulillah tidak telat shalat Jum’at) terus naik angkutan menuju KPPN Parepare, yang ternyata dipintu gerbang KPPN teman saya mas Kasman sudah menunggu dengan seorang ibu. Siapa ya ibu itu (pikirku) ? Ternyata namanya ibu Maryam juga pegawai KPPN Parepare, dan menawari saya untuk menginap di rumah baru beliau yang ada di belakang kantor. Saya setuju, rejeki khan tidak boleh ditolak (juga penghematan ha..ha…). Akhinya saya tidak jadi sewa penginapan.

Setelah shalat Jum’at kami ke Balai Penginderaan Jarak Jauh, LAPAN Parepare bersama pak Agus untuk menikmati suasana Kantor Balai yang indah, asri dan bersih. Kami dikenalkan sebagian alat-alat yang ada, tugas Balai, termasuk naik ke antenna yang berbentuk bola. Ini pengalaman baru bagi kami. 
Sepulang dari Lapan sempat kuliner di Warung Itik “Dua Putri” yang menunya bebek goreng, lezat sekali.

Sorenya main di pantai Lumpue yang bentuknya setengah lingkaran, indah sekali pantai cipataan Allah SWT. Malamnya main di pasar senggol atau terkenalnya pasar Cakar (Cap Karung) yang menjual barang/pakaian eks luar negeri, yang konsumennya semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Saya juga menikmati pisang epe’ di pantai sekitar pelabuhan dekat pasar Cakar tersebut.

Sehari semalam di Parepare, dengan berat hati hari Sabtu tanggal 13 April 2013 pukul 10.00 WIT saya kembali ke Bandara Hasanuddin Makassar untuk terbang menuju Surabaya.

Oya …. ada yang unik ketika naik angkutan umum menuju Parepare, di tengah perjalanan sopir angkutan hutang uang Rp 1.000,- untuk bayar retribusi kemudian minta lagi Rp 4.000,- biar pas Rp 5.000,- katanya. Setelah sampai di Parepare bayar Rp 50.000,- terus saya tanyakan : uang saya yang Rp 5.000,-?  Dengan entengnya si sopir menjawab : ikhlaskan saja. Jadi totalnya saya bayar Rp 55.000,-  
Kemudian ketika kembali menuju Makassar naik angkutan umum dengan kesepakatan ongkos                  Rp 50.000,- ditengah perjalanan si sopir ternyata minta tambah Rp 10.000,- Jadi akhirnya saya bayar           Rp 60.000,-  Mungkin sopir-sopir itu tahu kalau saya dapat uang saku ketika mengikuti Bimbingan Teknis. Haaa…. Haaa…..

Terima kasih untuk pak Amran (KPPN Makassar I), pak Sugeng (Kejari Makassar), mas Kasman (KPPN Parepare), pak Amrullah dan ibu Maryam (Parepare), pak Agus (Balai Penginderaan Jarak Jauh, LAPAN Parepare), dan mas Supri (KPPN Sidoarjo).

BINTEK PEMELIHARAAN JARINGAN DAN KOMPUTER 2013




Ini menjadi momen langka bagi saya, karena mendapat kesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis Pemeliharaan Jaringan dan Komputer (BTPJK) di Makassar Sulawesi Selatan tepatnya di hotel Swiss Belinn Panakukang. Ini kesempatan pertama saya setelah ditunjuk sebagai Supervisor di KPPN Bojonegoro. Biasanya BTPJK selama ini diadakan di Bandung dan sekitarnya yang diikuti oleh KPPN dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan seluruh Indonesia, yang diselenggarakan atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Telkom PDC mulai tanggal 8 sampai dengan 12 April 2013. 

Kenapa kok di Makassar apa tidak pemborosan ? Ternyata tidak. Karena pelaksaan BTPJK Tahun Anggaran 2013 diadakan di dua tempat, untuk Indonesia barat tahap I diadakan di kota Bandung sedangkan Indonesia Timur (+ Jatim dan Kaltim) tahap II di Makassar. Menurut narasumber yang saya wawancarai, ini adalah atas prakarsa/anjuran Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk menekan biaya kegiatan ini. Konon bisa menghemat anggaran sekitar 25%. Bayangkan kalau penyelenggaraannya di satu tempat dan diikuti oleh peserta dari Aceh sampai Papua, anggaran yang dikeluarkan pasti lebih besar. 

Dan menurut penulis selain penghematan anggaran ternyata juga pemerataan (ekonomi) perputaran uang, paling tidak meningkatkan pendapatan penduduk di kota yang ditempati. Mulai dari transportasi (becak, petepete/angkot, sampai taxi), kuliner, toko oleh-oleh/souvenir juga tempat wisata. Semoga ini menjadi awal pembagian wilayah untuk pelaksanaan kegiatan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan berikutnya.
Itulah ulasan non teknis saya tentang pelaksanaan BTPJK, untuk berita resminya kunjungi http://www.perbendaharaan.go.id/new/?pilih=news&aksi=lihat&id=3134

Selasa, 29 Januari 2013

KPPN BOJONEGORO - MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1434 H

PERPISAHAN IBU UMI NURYATI, TASYAKURAN TUTUP TAHUN ANGGARAN 2012 DAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1434 H TANGGAL 25 JANUARI 2013
Pada hari Jumat tanggal 25 Januari 2013 terasa menjadi hari yang istimewa bagi seluruh pegawai KPPN Bojonegoro, karena telah dilaksanakannya tiga acara kegiatan sekaligus. Yaitu perpisahan ibu Umi Nuryati yang memasuki purna tugas per 1 Februari 2013, tasyakuran Tutup Tahun Anggaran 2012 dengan ditandai selesainya pengiriman Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H.
Sesi pertama kegiatan dimulai sekitar pukul 14.30 WIB yang setelah pembukaan, kemudian diawali dengan kesan dan pesan ibu Umi Nuryati dan dilanjutkan dengan kesan dan kesan perwakilan pegawai oleh Kasub Bagian Umum. Berikutnya sambutan Kepala Kantor untuk perpisahan purna tugas ibu Umi Nuryati sekaligus sambutan dalam rangka tasyakuran tutup Tahun Anggaran 2012.          
Tidak lupa juga, seperti biasa dilakukan penyerahan cindera mata dari para pegawai berupa cincin yang diserahkan langsung oleh Kepala Kantor dan penyerahkan cindera mata dari Dharma Wanita oleh Kepala Seksi Pencairan Dana.
Setelah shalat Asyar dilanjutkan sesi kedua yaitu acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan nara sumber Ustadz Yogi Prana Izza dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh ustadz Hisnul Huda.
Memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah sebagai tanda rasa cinta kita pada Rasulullah SAW. Dalam pengajian tersebut kita diharapkan tidak bimbang dan bisa memilih antara Investasi Akhirat (Surga) dan Investasi Dunia. Selalu mengkonsumsi makanan yang halal, dan dalam bekerja tidak mengeluh (harus selalu ikhlas dan totalitas), demikian pesan dari nara sumber.
Setelah pengajian dan doa selesai dilanjutkan dengan ramah tamah yang diikuti oleh seluruh pegawai KPPN Bojonegoro dan para undangan yang berakhir sekitar pukul 17.30 WIB.
Terima kasih kepada Kepala Kantor, Kasubbag Umum, para Kepala Seksi, Ketua Bapor dan Dharma Wanita serta para pegawai KPPN Bojonegoro dalam mendukung acara tersebut.

OLEH : PENGURUS MUSHOLLA AL-AMANAH

KPPN BOJONEGORO - KUNJUNGAN KE LEMBAGA SOSIAL



Seperti biasa Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bojonegoro setiap tiga   bulan sekali menyalurkan bantuan berupa sembako ke Lembaga Sosial di sekitar Bojonegoro. Bantuan tersebut dihimpun dari para pegawai dengan suka rela, yang penyalurannya dipercayakan pada Pengurus Musholla Al-Amanah KPPN Bojonegoro.
Untuk penyaluran kali ini terasa istimewa karena diserahkan langsung oleh Kepala KPPN Bojonegoro (Ibu Niken Supriyanti) yang didampingi Kepala Sub Bagian Umum, para Kepala Seksi dan sebagian pegawai pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2012.
Kegiatan istimewa ini dimaksudkan dalam rangka menyongsong hari Oeang Republik Indonesia  Ke-66 Tahun 2012 dan bertepatan dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah 1433 H yang dianjurkan untuk lebih banyak melaksanakan sedekah. Dan inilah bukti bentuk kepedulian para pegawai KPPN Bojonegoro pada lingkungan sekitar dengan ikut mensejahterakan pihak-pihak yang membutuhkan.
Lembaga Sosial yang dikunjungi  mulai dari dalam kota sampai keluar kota Bojonegoro dengan radius 22 km, yang semuanya bertujuan mengembangkan dan memajukan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro dengan sasaran anak yatim/piatu, dhuafa, fakir miskin.
Lembaga Sosial dimaksud antara lain :
1. Pondok Pesantren SYAICHONAA DIMYATI, Ngraseh, Dander, Bojonegoro, yang diasuh oleh Ustadz
 Ashob Dimyati.
2. Yayasan Panti Asuhan / Pondok Pesantren AL-MUNAWAR, Kunci, Dander, Bojonegoro, yang diasuh
 oleh Ustadz Bardam.
3. Panti Asuhan ASY-SYAUQIE Nglingi, Ngasem, Bojonegoro, yang diasuh oleh Ustadz Moch. Aly Imron.
4. Yayasan AL-KAHFI Cabang Bojonegoro, Jalan Munginsidi Kampung Baru Gg. I No. 20 Bojonegoro
dengan Ketua Ridha Aulia Yuniarti.
Untuk Yayasan Al-Kahfi  Cabang Bojonegoro baru berdiri sekitar awal Tahun 2012 dan KPPN Bojonegoro baru pertama ini mengunjungi dan tentunya bisa berkelanjutan dengan dukungan semua pihak.


(musholla al-amanah kppn bjn 291012)