Melanjutkan tulisan saya tentang
Bimbingan Teknis Pemeliharaan Jaringan dan Komputer (BTPJK) di Makassar tanggal 8 s.d. 12 April 2013.
Kali ini saya (sebagai supervisor KPPN Bojonegoro) akan cerita tentang hasil
dari BTPJK tersebut yang menjadi angan-angan saya agar ruang server sesuai
surat Direktur Sistem Perbendaharaan
Nomor S-9339/PB.7/2011 tentang Petunjuk Teknis Penegelolaan Server. Dan Surat
Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-37/PB/2009 tentang
Pelaksaanaan Pengamanan Aplikasi dan Database pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara. Ruangan Server harus : Bersih dan rapi, Suhu antara
18-24°C, Server diletakkan dalam satu ruangan, Terdapat peralatan pemadam
kebakaran, Memiliki kunci pengaman, Yang tidak berkepentingan dilarang masuk,
Ruang server tidak untuk bekerja setiap hari. Keamanan server : Memiliki password
yang unik dan miniman 8 karakter, supervisor dan Cadangannya memiliki user dan
password yang berbeda, Passward harus dijaga kerahasiaannya.
Seperti biasa setelah mengikuti Bimbingan
Teknis dan lain-lain yang menggunakan dana APBN, oleh Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur, peserta harus melakukan Gugus Kendali Mutu
(GKM). Dengan tujuan untuk menyebarluaskan ilmu yang didapat kepada semua
pegawai pada kantor tempat bekerja. Maka ini kesempatan saya untuk menyampaikan
hal-hal penting tentang pengelolaan
server seperti tersebut di atas. Juga menurut tim BTPJK, komputer server bisa
dikendalikan dari ruang lain (di remote).” Ini informasi menarik”, pikirku. Karena
memang ruang server di tempat saya belum sesuai yang saya harapkan (sejak di
mutasi sebagai Supervisor bulan Februari 2013) apalagi setelah mengikuti BTPJK
ruang server bisa dikatakan tidak memenuhi syarat. Dengan demikian saya punya
bahan dan landasan untuk menata ruang
server, yang saya sampaikan / usulkan ke Kepala Kantor melalui GKM.
Ternyata setelah GKM, presentasi saya ditanggapi serius oleh Kepala
Kantor dan Kasubbag Umum dengan mengirim surat dan menghubungi langsung ke Direktorat
Sistem Perbendaharaan (DSP), untuk menata ulang ruang server dan jaringan serta
ke PT Limawira Wisesa untuk memindahkan UPS / AVR.
Dan tanggal 25 – 26 Mei 2013 tiga
pegawai PT Limawira Wisesa (Andy, dkk) telah memindahkan UPS dari ruang
Supervisor ke ruang server dan memindahkan AVR dari ruang Seksi PDMS ke ruang
Generator. Kemudian tanggal 30 Mei 2013 s.d. 1 Juni 2013 Tim dari DSP (Dony,
Rifai, Santo, Heru) telah menata ulang jaringan komputer dan memindahkan komputer
server dan peralatan jaringan ke ruang khusus server yang menyatu dengan
UPS.
Dengan datangnya tim dari DSP,
kesempatan saya untuk mengimplementasikan hasil BTPJK yaitu belajar mengganti
password komputer server yang selama ini belum diganti dan mengendalikan (remote)
komputer server dari ruang Supervisor. Yach……………puas, sekarang ilmu yang saya
dapat dari hasil BTPJK sudah saya laksanakan dan keinginan untuk mempunyai
ruang Supervisor yang bersih dan rapi sudah jadi kenyataan. Dan Tabung Pemadam
Kebakaran di ruang server juga sudah terpasang (tapi maaf pak bos Kasub Bagian
Umum, waktunya isi ulang).
Tentunya ini semua atas dukungan
dan prakarsa dari Kepala KPPN Bojonegoro, Kasub Bagian Umum, Kasi PDMS, PT
Limawira Wisesa, dan DSP serta Supervisor
II. Hanya ucapan terima kasih yang bisa saya sampaikan.
Kuliner dan Wisata
Untuk menghilangkan kepenatan Tim
DSP yang sehari penuh bergulat dengan kabel jaringan, maka pak Pur (Kasub
Bagian Umum) berinisiatif mengajak makan malam sambil kuliner di Waroeng Ireng
Bojonegoro (30/05), yang menyediakan Wedang Tape Ketan Hitam, Rujak Cingur dan
Nasi / Lontong Campur. Semua menu tersebut adalah andalan Waroeng Ireng yang
pelanggannya dari pengendara sepeda onthel sampai mobil mewah (maaf sekedar
gambaran saja).
Kenapa kok disebut Waroeng Ireng
padahal warnanya putih ? Konon ceritanya, dulu warung tersebut dindingnya hitam
karena kena jelaga dari lampu minyak tanah (ublik) dan bukanya mulai pukul 10
malam. Tapi sekarang buka mulai pukul 18.00 s.d. 23.00 WIB setelah ditinggal
seniornya.
Setelah kuliner, malam berikutnya
(31/05) menyempatkan wisata di Kayangan Api yang berjarak sekitar 25 km dari
kota Bojonegoro. Kayangan Api adalah api abadi dengan bau belerang yang tidak
penah padam meskipun diguyur air hujan terus menerus. Ditempat ini juga pada
bulan Suro (Jawa) digunakan untuk lomba tayuban, sindir (semacam saweran) sekaligus
untuk wisuda pemenang lomba. Juga pernah digunakan sebagai tempat pengambilan
“Api PON”.
Sebenarnya hari ketiga (01/06)
akan wisata alam ke Perataan (tempat pemandian air hangat) Kabupaten Tuban, yang berjarak sekitar 30 km
dari kota Bojonegoro. Tapi karena pekerjaan selesai pada pukul 18.00 WIB, maka
rencana tersebut batal dan harus naik kereta pada pukul 20.00 WIB. Wach……. sayang
sekali.
Foto selengkapnya di ww.facebook.com/pelesir