Kamis, 02 Juli 2009

ALU-ALUN BOJONEGORO


MALAM AHAD, MAKAN LONTONG CECEK (KULIT SAPI) DI ALUN-ALUN BOJONEGORO

Alun-alun Bojonegoro tiap malam ahad ramai sekali dikunjungi masyarakat yang ingin rekreasi dan belanja ringan. Ini terjadi sejak dua tahun terakhir. Yang sebelumnya sangat sepi sekali dan hanya dimanfaatkan oleh anak-anak untuk main sepak bola malam hari.

Dan akhir-akhir ini tambah banyak pedagang kali lima (PKL) yang menjajakan dagangannya di alun-alun Bojonegoro. Mulai dari arena mainan anak-anak, baju, sandal yang lucu-lucu, aksesoris remaja, dolanan, persewaan kuda, dan masih banyak lagi.

Kalau yang mau sekedar ini perut dan menggoyang lidah biar tidak nganggur, tersedia juga di alun-alun wisata kuliner (istilah kerennya). Mulai dari sate ayam gendong, bakso, mie ayam, kacang godog, krai godog (BENDOYO).

Tak ketinggalan LONTONG CECEK (bahan kulit sapi ) “makanan khas Bojonegoro”. Ini saya sebut makanan khas Bojonegoro, karena di sekitar jalan-jalan kota Bojonegoro banyak yang menjajakan LONTONG CECEK. Yang pedagangnya kebanyakkan dari kampung seberang Bengawan Solo, Trucuk dan sekitarnya.

Semoga LONTONG CECEK dipopulerkan dan dipromosikan oleh Bupati Bojonegoro sebagai “Makanan khas Bojonegoro”. Tentunya jangan lupa disuntik modal, karena rata-rata pedagang LONTONG CEKCEK menjajakan dagangannya dengan digendong (membawa rinjing dan tampah). Tak gendong kemana-mana…………………………………

Sebab kalau kami silaturrahim keluar kota kadang ditanya : Apa makanan khas Bojonegoro ? Saya bingung, tidak bisa menjawab. Mau saya jawab ledre rasanya kurang pas, karena ledre sudah terlanjur terkenal di luar kota kalau berasal dari Cepu Jawa Tengah. Saya mendapat pertanyaan ini terakhir tanggal 21/06/09 di Sidoarjo.

LOTONG CECEK

Setelah shalat magrib di Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, kali ini saya dan keluarga juga mengisi perut dengan LONTONG CECEK di alun-alun, malam Ahad 27/06/09. Sebab ini makanan yang sangat menggoda dan ngangeni. Apalagi kalau sudah tau sunduk cecek diatas kompor yang keluar asap dan bau khasnya. Sedaaap...... Perut terasa langsung lapar. Enak sekali makan lontong cecek di alam terbuka sambil melihat pengunjung yang lalu lalang, membuat pikiran menjadi fresh segaaaaarrrrr.

Tapi kalau beli lontong cecek dipinggir jalan atau alun-alun minta piringnya dilapisi daun pisang atau minta pincuk daun pisang. Tujuannya apa ? Ya karena penjual lontong cecek cuma membawa air satu ember kecil, untuk mencuci piring semalam. Sehingga warna air cucian sampai berubah agak putih susu. Bisa bayangkan sendiri. Tapi kalau pakai daun aman kok, dan sendoknya sedikit dibilas dengan air minum. Beres kan ? Foto lainnya di facebook.


Tidak ada komentar: