KONGO MTB
Memenuhi permintaan kang Kedho Tanggal 13/02/09 kali ini saya ekspose salah satu club sepeda MTB di Bojonegoro yaitu KONGO (Konco Ngonthel). Club ini terbentuk dari kebiasaan pecandu kopi yang bertemu di warung kopi jalan Munginsidi Bojonegoro dan ternyata sama-sama punya hobby bersepeda. Sehingga KONGO kalau bertemu malam hari berarti “Konco Ngopi” dan kalau bertemu Ahad pagi menjadi “Konco Ngonthel”.
Untuk anggota antara dua puluh lima orang, tempat mangkal tiap Ahad pagi di pinggir pintu gerbang Pendopo Kabupaten Bojonegoro, yang selanjutnya bersepeda dengan jarak tempuh sekitar lima puluh kilo meter. Juga mengikuti even-even bersepeda di luar kota. (15/02/09)
Contact person : 081 552 32253, 081 550 29329, 081 553 113 313
Ada juga TELKOM CYCLING CLUB BOJONEGORO yang kegiatannya bisa disimak sendiri.
SEPEDA KUNO
Paguyuban Sepeda Tempo Doeloe (PSTD) Bojonegoro setiap ahad pagi berkumpul di barat alon-alon Bojonegoro pojok utara, sebanyak kurang lebih 50 anggota dari 111 anggota yang terdaftar.
Kegiatan PSTD Bojonegoro keliling kota pada ahad pagi. Selain sebagai wadah penyaluran hobby, paguyuban ini juga melakukan kegiatan sosial.
PSTD Bojonegoro yang berdiri bulan Oktober 2004 sudah menjadi anggota induknya paguyuban sepeda yaitu KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). Sehingga bila ada anggota KOSTI menyelenggarakan kegiatan selalu diundang, kata Gotot (ketua). (28/07/08)
Sepeda yang punya banyak julukan (sepeda kuno, sepeda antik, sepeda kayuh, sepeda angin, sepeda pancal, sepeda unto, sepeda kebo, sepeda kumbang, sepeda onthel juga sepeda gunung/ MTB) ini secara tidak disadari sudah ikut menyelamatkan dunia dari pemanasan global (Global Warning). Tapi sayang pemerintah Indonesia belum mendukung keberadaan sepeda yang bebas BBM ini. Misalnya membuat jalur khusus sepeda.
SEKEDAR DIKETAHUI (dari berbagai sumber) :
Sepeda diciptakan di Perancis pada 1791. Kala itu sepeda belum memiliki kayuh. Barulah pada 1817 sebuah sepeda dengan pedal diciptakan. Seiring perkembangan zaman, muncullah industri sepeda. Sebut saja sepedas ontel bermerek Gazelle, Fongers, Simplex, Hercules, Humber, Burgers, Mustang, dan lainnya.
Copenhagen sebagai kota yang menempati urutan ke sembilan di dunia yang memiliki penghasilan tertinggi masih memberi perhatian penuh pada alat transportasi sepeda. Dibuktikan dengan telah dua puluh lima tahun memberikan jalur khusus untuk pengguna sepeda. Pengendara sepeda bebas membawa sepedanya masuk ke dalam kereta bawah tanah serta lift untuk kemudian melanjutkan perjalanan.
Di RSAL dr Ramelan Surabaya sebagian dokter menggunakan sepeda untuk menuju antar ruang rumah sakit yang luas.
Sebagian konsultan kesehatan mengatakan "bagi orang yang sudah tua (berumur) sebaiknya melakukan olah raga bersepeda, karena bersepeda tidak membebani lutut".